Senin, 16 April 2012

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…
Sahabat Fillah…
bagaimana khabarnya selama ini…??
saya berharap mudah-mudahan Sahabat Fillah berserta keluarga selalu dalam sehat-sahat… 
dan dalam lindungan serta bimbingan Allah SWT…

renungan tengah malam kali ini adalah tentang…
“Saudaraku… ANDAI KALIAN TAHU SIAPA DIRIKU INI SEBENARNYA…”

Allah SWT berfirman…
“(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan.”
[QS. 33 – Al Ahzab : 39]

“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat…?”
[QS. 61 – Ash Shaft : 2]

"- Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab
terhadapmu.
- Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia
berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa yang sesat maka
sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri."
[QS. 17 – Al Israa : 14]

mudah-mudahan kisah ini dapat menjadi tambahan ilmu serta wawasan bagi kita semua…

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…
salam santun…


“Saudaraku… ANDAI KALIAN TAHU SIAPA DIRIKU INI SEBENARNYA…”
Abul Miqdad al-Madany

Betapa sering kita merasa bangga…
ketika melihat begitu banyak orang yang membutuhkan kita…
Saat kita menyaksikan orang-orang berkumpul di sekeliling kita…
betapa bangganya jiwa ini…

Padahal orang-orang itu sesungguhnya tidak mengetahui siapa dan bagaimana diri kita…
dan sesungguhnya kita menyadari hal itu…
Dan yang membuat segalanya menjadi semakin parah…
kita pun seperti selalu berusaha menampilkan berbagai bentuk dan rupa kepalsuan…

Menampilkan kekhusyu’an… padahal sesungguhnya tidak khusyu’…
Berlagak seperti ahli dzikir… padahal hati selalu lalai mengingat ALLAH…
Dan orang itu bukan siapa-siapa… DIALAH DIRI KITA…

Kaum shaleh terdahulu yang hampir tidak bisa diragukan lagi keshalehannya…
seringkali mengungkapkan kekhawatirannya akan dirinya sendiri…

Mereka sangat khawatir amal mereka tidak diterima oleh ALLAH…
Mereka masih saja berperilaku seolah-olah merekalah para penghuni Neraka…
Jilatan dan kobaran api Neraka seperti begitu dekat..
Padahal sesungguhnya bila kita mengerti… kita sama sekali tidak perlu heran…
Itulah tanda utama keshalehan hamba…
Bila engkau selalu merasa khawatir amalmu tidak diterima… maka bersyukurlah…

Sebab terlalu banyak manusia memandang ALLAH sebagai Yang Maha Pengasih & Penyayang…
NAMUN MEREKA LUPA bahwa DIA juga Maha Perkasa dan Maha dahsyat siksaan-NYA…

Saat manusia tenggelam dalam kemaksiatan dan kedurhakaan…
mereka membayangkan bahwa ALLAH itu Maha Pengampun… dan…
lupa bahwa ALLAH tidak menyukai dan akan menghukum para pendurhaka…

Dan lagi-lagi orang itu bukan siapa-siapa… DIAlah DIRI KITA SENDIRI…

Semakin shaleh dan dekat seorang hamba dengan ALLAH…
semakin takut dan khawatirlah ia bila cintanya ditolak oleh Sang Kekasih…

Dan semakin durjana seorang makhluk…
semakin optimislah bahwa kedurjanaannya itu pasti diampuni oleh ALLAH…
Padahal ia tidak mengantongi “secuil jaminan” pun akan hal itu dari Allah…

Sangat jauh berbeda dengan sahabat-sahabat Rasulullah saw…
yang jelas-jelas telah “mengantongi jaminan” masuk Surga…
Abu Bakar Ash-Shiddiq… ‘Umar al-Faruq… dan ‘Utsman ibn ‘Affan…
adalah beberapa sahabat yang telah “mengantongi jaminan” itu…

Tapi “jaminan itu” tidak membuat mereka berleha-leha dalam beribadah…
bahkan justru membuat mereka semakin meluap-luap untuk berjumpa dengan Rabb mereka…
Duhai… alangkah pandirnya dan bebalnya diri kita…

dikisahkan suatu ketika…
Jubair ibn Nufair mendengarkan do’a…
yang diucapkan oleh shahabat mulia Abu ad-Darda’ ra di akhir shalatnya…

Anda tahu do’a apa yang beliau panjatkan…?
“Audzubillahi minan nifaq”… yang artinya…
‘Aku berlindung kepada ALLAH dari sifat munafik’…

Ya, seorang sahabat seperti Abu ad-Darda’ begitu takut terhadap kemunafikan…
Itulah sebabnya menurut penuturan Jubair ibn Nufair…
beliau mengulang-ulangi do’a itu…
“Duhai tuan… ada apa antara Anda dengan kemunafikan…?” tanya Jubair kepadanya…
“Sudahlah… engkau tidak usah mencampurinya… Demi ALLAH…!!!
Sesungguhnya seseorang itu dapat berubah-ubah…
dan berbolak-balik agamanya dalam hitungan detik…
hingga akhirnya agama itu tercabut darinya…!!!” jawab Abu ad-Darda’…

Seorang ‘alim bernama Yusuf ibn Ahmad Asy-Syairazy mengisahkan tentang…
salah seorang gurunya yang dikenal dengan Abul Waqt…
Sang guru ini dikenal sebagai salah satu ahli hadits…
yang telah melakukan pengembaraan panjang untuk menyelami hadits-hadits Rasulullah saw…
Ia bahkan digelari sebagai ruhlah ad-dunya (sang pengembara dunia)…

mari kita simak penuturan Yusuf Asy-Syairazy tentang gurunya yang satu ini… :

“… ALLAH akhirnya menakdirkan aku bertemu dengan beliau di negeri bernama Kirman…
Saat aku pertama berjumpa…
kuucapkan salam kepadanya lalu aku mencium (kepala atau pundak)nya…
Kemudian aku duduk bersimpuh di hadapan beliau…
Tidak berapa lama kemudian… beliau bertanya kepadaku… :
“Apa yang membuatmu datang ke negeri ini…?”
Aku menjawab… :
“Engkaulah yang menjadi maksudku… Tuanlah sandaranku setelah ALLAH Ta’ala…
aku telah menulis dengan penaku hadits-hadits yang engkau riwayatkan…
namun aku tetap berusaha dengan kedua kakiku untuk menemui Tuan…
agar aku bisa mendapatkan keberkahan nafas-nafas Tuan…
dan mendapat sanad Tuan yang lebih tinggi…”

Beliau kemudian berkata… :
“Semoga ALLAH memberikan taufiq dan keridhaan-NYA kepadaku dan kepadamu…
Semoga ALLAH menjadikan segala upaya kita adalah karena-NYA…
Semoga ALLAH menjadikan tujuan kita hanyalah pada-NYA…

Duhai… seandainya saja engkau mengetahui aku dengan sebenar-benarnya…
niscaya engkau tidak akan mau mengucapkan salam padaku…
niscaya engkau tidak akan sudi duduk di hadapanku…”

Beliaupun menangis… Lama sekali…
Hingga membuat semua yang hadirpun turut menangis…

Lalu beliau melanjutkan ucapannya… :
“Ya ALLAH…!
Tutupilah aib-aib kami semua dengan perlindungan-MU yang Maha Indah…
dan jadikanlah apa yang ada di bawah perlindungan-MU itu…
sesuatu yang Engkau ridhai untuk kami semua…”

Itulah yang dikatakan oleh sang ‘alim pengembara dunia…

Lalu apakah gerangan yang patut kita ucapkan dengan segala kelalaian kita…?

Sahabat Fillah…
“MAMPUKAH KITA (terutama untuk diri saya pribadi) MENGATAKAN…
kepada siapa pun yang mencoba mengagumi dan memuji kita… :
“Saudaraku… ANDAI KALIAN TAHU SIAPA DIRIKU INI SEBENARNYA…”
Lalu tangisilah diri sendiri…

Sahabat Fillah…
bila kita (terutama untuk diri saya pribadi)…
“TAK MAMPU” menangisi diri sendiri…
mari sama-sama kita bertanya kepada “HATI” ini…
seberapa besar…
“RASA CINTA” serta “RASA TAKUT” kepada Allah SWT yang ada di “Hati” ini…???”

Demikianlah salah satu nilai penting yang diwariskan generasi salaf kepada kita…
seberapa besar “Kesadaran dan Kepekaan Kita” terhadap diri sendiri…

Jangan pernah menjadi ‘ujub dan kagum pada diri sendiri…
dan Inti dari kisah ini adalah… :
“Kenal Diri dan Tahu Diri”…

mudah-mudahan bermanfaat…
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…
salam santun ukhuwah…
“RQ / AA”
Bekas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar